Pages

Minggu, 18 April 2010

Asupan Magnesium Menurunkan Resiko Stroke Iskemik

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh dr. Susanna C. Larsson dan rekan dari Karolinska Institute di Stockholm, Swedia, memperlihatkan bahwa asupan harian magnesium dalam jumlah yang besar mengurangi risiko stroke iskemik primer pada pria-pria perokok. Pria perokok dengan asupan magnesium tertinggi mengalami penurunan risiko infark serebral sebesar 15%, dibandingkan dengan perokok dengan asupan magnesium terendah. Para peneliti menambahkan bahwa dalam penelitian yang mereka lakukan, asupan magnesium tidak berpengaruh terhadap risiko stroke hemoragik. Hingga kini belum diketahui dengan pasti hubungan antara asupan tinggi magnesium dengan penurunan risiko stroke iskemik, namun diperkirakan terjadi karena efek magnesium terhadap kadar kolesterol dan metabolisme glukosa. Hal ini juga yang mungkin menjelaskan mengapa dalam penelitian ini asupan magnesium tidak berpengaruh terhadap risiko stroke hemoragik. Hasil penelitian dr Susanna dan rekan dipublikasikan dalam the Archives of Internal Medicine.

Hingga kini sudah banyak penelitian yang mempelajari efektifitas magnesium, terhadap penurunan tekanan darah dan risiko hipertensi. Namun data-data prospektif yang berhubungan dengan asupan magnesium terhadap risiko stroke tidak konsisten.

Penelitian yang dilakukan dr.Susanna dan rekan dilakukan untuk mengetahui efek magnesium dosis tinggi terhadap risiko stroke. Penelitian dilakukan menggunakan data-data prospektif dari penelitian the Alpha-Tocopherol, Beta-Carotene Cancer Prevention Study (ATBC). (Penelitian ATBC ini merupakan penelitian acak, tersamar ganda, kontrol plasebo, prevensi primer, melibatkan 26.566 pasien, waktu follow-up rata-rata adalah 13,6 tahun, yang dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan alpha-tocopherol 50 mg sehari atau beta karoten 20 mg sehari dapat mengurangi kejadian kanker paru pada pasien pria perokok). Dari data-data penelitian ATBC ini, dr. Susanna dan rekan menganalisa data-data pasien pria dengan usia 50-69 tahun yang merokok ≥ 5 batang rokok sehari, tanpa riwayat stroke dan memiliki data lengkap diet pada garis dasar (baseline). Hasil akhir primer (primary outcome) penelitian adalah kejadian stroke baru selama penelitian berlangsung.

Selama penelitian ATBC berlangsung terjadi 2.702 kejadian infark serebral, 383 perdarahan intraserebral dan 196 perdarahan subaraknoid. Setelah melakukan penyesuaian terhadap faktor-faktor risiko, dr. Susanna dan rekan menemukan bahwa pria dengan asupan magnesium tertinggi (sekitar 589 mg sehari) memiliki risiko infark serebral yang lebih rendah dibandingkan dengan pria dengan asupan magnesium yang rendah (sekitar 373 mg sehari). Risiko relatif multivarian untuk infark serebral bagi pria dengan asupan magnesium tertinggi adalah 0,85 (95% confidence interval; 0.76-0.97; nilai p dengan kecenderungan (trend) = 0,004) dibandingkan pria dengan asupan magnesium terendah. Hubungan terbalik antara asupan magnesium dengan infark serebral lebih besar pada pria lebih muda dari 60 tahun, dengan risiko relatif 0,76; 95% confidence interval 0,64-0,89; dan nilai p untuk interaksi = 0,02.

Sumber : Kalbe.co.id

0 komentar:

Posting Komentar