Pages

Senin, 19 April 2010

Efek Citicholine terhadap fungsi Kognitif

Acetylcholine merupakan neurotransmiter yang mempunyai peran yang penting dalam fungsi memori, baik “working memory” maupun “reference memory”, penurunan neurotransmiter khususnya acetylcholine saat ini dipercaya sebagai salah satu penyebab terjadinya penurunan fungsi kognitif ataupun memori seperti demensia Alzheimer’s yang utama ditandai dengan hilangnya memori dan disfungsi kognitif. Penurunan fungsi kognitif ini secara teoritis dapat diperbaiki dengan pemberian obat-obat kolinomimetik.

Acetylcholine sendiri dapat dibentuk dari kolin yang merupakan zat prekrusor acetylcholine. Kolin dapat berasal dari citicoline. Citicoline terutama tersusun atas dua komponen utama yaitu cytidine dan choline. Pada pemberian citicoline  eksternal, akan dilakukan proses hidrolisis dari citicoline yang akan menghasilkan cytidine dan choline yang selanjutnya akan diserap pada saluran cerna. Selanjutnya setelah diserap dan masuk kedalam sel-sel hati kedua komponen tersebut akan dilakukan proses re-fosforilasi dari cytidide dan choline untuk membentuk kembali citicoline yang dibantu oleh PCCT (phosphocoline cytidylyl transferase) yang selajutnya akan terbentuk citicoline dan phosphatidylcholine. Choline yang merupakan hasil pemecahan dari citicoline dapat pula mengalami proses asetilasi menjadi acetylcholine suatu neurotransmiter yang berhubungan dengan kemampuan kognitif ataupun proses pikir ataupun dimetabolisme menjadi betaine yang merupakan sumber donor metil untuk proses metilasi membentuk methionine dan S-adenosyl-L-methionine dengan bahan baku homosistein. Sedangkan S-adenosyl-L-methionine merupakan bahan utama phosphatidyl-ethanolamine dan ataupun membentuk antioksidan GSH. CPD-choline (Citicoline) diketahui mempunyai efek terhadap sistem saraf pusat yang bervariasi, baik kelainan akibat jejas maupun proses degeneratif. Secara umum citicoline mempunyai efek sebagai neuroprotektor karena adanya kemampuan dalam mensitesis fosfatidilkolin yang merupakan salah satu fosfolipid utama dari membran sel serta meningkatkan choline yang merupakan sumber acetylcholine. Namun apakah suplementasi citicoline ini secara ilmiah dapat memperbaiki ataupun menghambat progresivitas penurunan fungsi kognitif ?

Dari suatu review yang dipublikasi oleh The Cochrane, disebutkan bahwa memberikan efek yang positif terhadap fungsi memori dan perilaku. Dalam review tersebut diikutkan sebanyak 14 studi klinis penggunaan citicoline yang memungkinkan dievaluasi. Literatur yang dimasukkan dalam kelompok studi adalah dengan berbagai kelompok umur, berbagai derajat penurunan fungsi kognitif, demensia karena vaskuler atapun senil. Namun dari 14 studi, 7 studi pemberian citicoline selama 20–30 hari, 1 studi diberikan selama 6 minggu, 4 studi diperpanjang antara 2–3 bulan, dan 1 studi diperpanjang evaluasinya dalam waktu 12 bulan. Dalam studi-studi ini terjadi heterogenitas dalam hal dosis, cara pemberian, kriteria inklusi untuk subyeknya dan pengukuran hasil pengobatan. Parameter-parameter yang dilakukanpengukuran diantaranya adalah; perhatian, testing memori,  skala derajat perilaku, global clinical impression dan tolerabilitas.

Hasil dan kesimpulan penulis menunjukkan bahwa suplementasi citicoline memberikan efek positif terhadap fungsi kognitif dan perilaku, minimal dalam kurun waktu yang singkat. Bukti perbaikan global clinical impression cukup kuat, namun terbatas pada lama pemberian.

(sumber : kalbe.co.id

0 komentar:

Posting Komentar