Pages

Senin, 19 April 2010

Efek Antiepilepsi Piracetam

Epilepsi merupakan gangguan SSP yang disertai dengan kejang  yang bersifat lokal, parsial maupun general. Kejang pada pasien epilepsi ini bersifat mioklonus, yaitu  suatu kejang yang bersifat mendadak, irreguler, bersifat sementara dan kadang-kadang disertai dengan  gangguan kesadaran dan mungkin juga  gangguan ini disertai dengan aktivitas yang lain  neuron pada otak. Diperkirakan ada sekitar 50 juta penduduk di dunia menderita epilepsi ini, dan diperkirakan hampir 90% dari pasien-pasien ini terdapat di Negara-negara berkembang. Epilepsi sering terjadi pada anak-anak atau orang tua di atas usia 65 tahun, namun dapat juga terjadi pada usia berapapun. Epilepsi biasanya dapat dikontrol dengan terapi obat-obatan, tetapi tidak dapat disembuhkan. Obat-obat antikonvulsan secara klinis terbukti mampu mengontrol kejadian kejang pada pasien dengan epilepsi.

Piracetam (2-oxo-l-pyrrolidine acetamide) merupakan obat yang bersifat noortropik dengan indikasi yang luas dengan efek samping yang sedikit. Dari studi awal menunjukkan ternyata piracetam juga mampu sebagai antikejang piracetam juga tidak tidak berinteraksi dengan antikonvulsan yang dapat diberikan bersamaan pada pasien dengan epilepsi ini. Dari studi jangka pendek menunjukkan bahwa piracetam mengurangi frekuensi kejang. Piracetam mampu mengontrol kejang mioklonus yang tidak diketahui penyebabnya. Bagaimana efektivitas dan keamanan penggunaan piracetam untuk epilepsi dalam waktu yang lama ?

Studi klinis penggunaan piracetam untuk epilepsi dengan melibatkan sebanyak 11  pasien yang diberikan sebanyak 3,2 gram/ hari  sebagai dosis awal dan selanjutnya dinaikkan secara gradual sampai dosis maksimal 20 gram/ hari. Parameter yang dinilai adalah meliputi: gangguan motorik, gangguan fungsional, dan penilaian umum  ketidakmampuan akibat kejang mioklonusnya. Serta beberapa parameter yang lain seperti frekuensi & kegawatan kejang, disetria, dan gangguan berjalan. Evaluasi ini dilakukan  pada bulan pertama, bulan ke-6,ke-12 dan bulan ke-18.

Kesimpulan:
Piracetam yang diberikan sebagai terapi add-on menunjukkan efektif, efeknya tetap, dan ditoleransi dengan baik untuk pengobatan kejang mioklonik misalnya pada epilepsia.

Sumber : Kalbe.co.id

0 komentar:

Posting Komentar